one ordinary birthday day

bxb; juyeon x changmin CONTENTS: polyamory, kisses, cuddling, a little making out


“Loh si kecil mana?”

Juyeon menoleh ke asal suara yang menanyakan keberadaan pacar kecilnya. Ia mendapati kekasih yang memiliki paras nyaris identik dengannya melangkah mendekat mendekatinya yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka bertiga. “Belum balik, masih jalan-jalan sama Chanhee dan Kevin.” terangnya setelah kembali memfokuskan diri dengan masakannya.

Joel mengangguk paham, ia beralih ke lemari pendingin dan meraih sebotol air infus stroberi untuk diminumnya. “Dia gak bakal marah kan kalau kita gak bikin pesta? Aku bener-bener lupa.” ujarnya penuh sesal mengingat dirinya melupakan hari ulang tahun kekasih kecilnya itu sebab sibuk akan pekerjaannya.

Kompor dimatikannya setelah memastikan bahwa masakannya telah selesai. Juyeon membalik badannya menghadap Joel, “Mana mungkin dia marah, dia paham kakak sibuk. Kita udah mempertimbangkan ini sebelumnya kan? Kakak gak usah khawatir.” tutur Juyeon dengan senyuman hangatnya, mengingatkan kembali pada awal mereka memulai hubungan tidak biasa ini.

Tubuh Juyeon didudukkan di atas pantry, membuat tubuhnya jauh lebih tinggi darinya. “You don't know how glad i am to have you both.” bisik Joel dengan kedua pasang mata mereka bertatapan intens. “Thank you for accepting us, Kak Jo.” setelahnya Juyeon menyatukan kedua bibir mereka ke dalam satu ciuman lembut.

“Kakak jadi beli kue kan tadi?” cengiran Joel menjadi puncak kemarahan Juyeon petang hari itu.


Changmin baru kembali ke apartemen yang ditinggalinya bersama kedua pacar identiknya selama kurang lebih setahun lamanya sekitar jam tujuh malam lewat nyaris setengah delapan malam. Flat tempat tinggalnya nampak sepi seperti biasanya sebab Joel terkadang lembur dan Juyeon yang lebih memilih untuk mendekam di kamar untuk beristirahat setelah memasak makan malam —jika memang sedang jadwalnya memasak.

“Juyo? Kak Jo? Aku pulang.” ujarnya agak lantang memberitahu keberadaannya sembari melepas sepatu sneaker hitam putihnya dan meletakannya pada rak penyimpanan sepatu. Kaki rampingnya melangkah masuk, keningnya mengkerut bingung melihat kedua pacarnya duduk berhadapan di ruang makan dengan ekspresi yang agak suram. “Kalian berdua kenapa? Kok diem-dieman gitu?” tanyanya penuh dengan kebingungan amat besar.

Juyeon mendengus melihat Joel menyunggingkan cengiran kepadanya. “Kak Jo lupa beli kue. Padahal udah aku suruh tadi.” ketusnya sebal menampakan wajah tertekuknya. Changmin tertawa melihat tingkah kedua pacarnya yang nampak seperti adik kakak yang tengah berselisih. “Gak apa-apa Juyo, aku udah kenyang makan kue kok tadi bareng Chanhee dan Kevin.” balasnya penuh perhatian serta senyuman meneduhkan.

“Tapi kalau emang Juyo maunya harus ada kue, kita bisa pakai ice cream cake yang ada di freezer kok! Aku ambil ya.” Changmin memberikan solusi terbaiknya dengan mengambil satu kotak berisi ice cream cake kesukaannya dan membawanya ke meja makan.

Dua buah lilin ditancapkan di atas kue es krim tersebut dan dinyalakan oleh Joel. “Make a wish, sayang.” ujarnya lembut dengan tangan yang mengusap pucuk kepala yang paling muda. Changmin memejamkan matanya dengan tangan yang terkatup di dada, merapalkan doa dan harapan dengan khusyuk. Maniknya terbuka kembali, kedua telapak tangannya meraih masing-masing tangan Juyeon dan Joel sebelum meniup lilin yang sudah mulai meleleh.

“Terima kasih udah berusaha yang terbaik untuk aku. Aku sayang Kak Jo dan Juyo.”


Acara makan malam sederhana dengan lauk yang telah dimasakan oleh Juyeon berjalan lancar. Juyeon akhirnya berbaikan dengan Joel meski masih tersisa sedikit perasaan dongkol di dalam hatinya. Ketiganya kini sedang bersantai di sofa bed ruang tengah dengan Changmin yang duduk selonjoran di himpit Juyeon di sebelah kanannya dan Joel di sebelah kirinya.

Televisi yang menayangkan animasi bertemakan halloween dengan volume sedang awalnya menjadi fokus perhatian Changmin, namun lima belas menit berlalu perhatiannya teralih dengan Juyeon yang menidurkan kepalanya pada pangkuannya. Joel pun menarik kepala Kyu agar bersandar di dada bidangnya. “Ih aku jadi ngantuk.” keluh Changmin ketika mendapatkan usapan-usapan lembut di puncak kepalanya.

Joel terkekeh pelan, “Tuh Juju juga udah tidur kayaknya.” ujarnya dengan suara yang dipelankan menunjuk Juyeon yang nampak memejamkan matanya dengan damai di pangkuan Changmin karena alasan yang sama pula —menikmati usapan lembut di kepalanya. Changmin tersenyum geli, lalu membubuhkan kecupan lembut di kening Juyeon sebagai pengantar tidur.

Keduanya menikmati suasana hening yang mendamaikan untuk beberapa saat. “Happy birthday baby boy, maaf jujur aku lupa kalau hari ini ulang tahun kamu.” Joel memecah keheningan dengan pengakuannya. Changmin tertawa, “Aku paham Kak Jo sibuk, gak apa-apa Kak.” balasnya memahami keadaan Joel yang belakangan ini jauh lebih sibuk dengan pekerjaannya.

“Kamu mau hadiah apa? Nanti Kakak usahain kasih ke kamu.” Joel bertanya sembari menatap wajah manis pacarnya dari samping yang masih menetapkan senyumannya. “Aku lagi gak butuh apa-apa sih Kak. Aku bingung, kalo kakak kepikiran mau ngasih kado apa ke aku?” kata Changmin berbalik tanya.

“Hm.. Aku ambil cuti sehari kali ya buat liburan sama kamu? Hitung-hitung sebagai ganti q-time kita yang ketunda mulu dari awal bulan.” tutur Joel menyuarakan pemikirannya yang mendapatkan respon yang agak berbeda dari harapannya dari Changmin. “Ih gak boleh! Gak ada cuti-cuti cuma demi aku. Aku gak suka ya kalo kakak beneran kayak gitu!” Tukas Changmin menunjuk wajah Joel sebagai peringatan.

Joel tertawa geli, paham dengan sifat Changmin yang tidak suka terlalu diprioritaskan di atas hal yang jauh lebih penting. “Oke, kalo sekarang gimana?” tawar Joel dengan salah satu alis yang terangkat. Gestur tersebut membuat kedua pipi Changmin merona memahami maksudnya, “Ada Juyo..” cicitnya malu sebab ia juga menginginkan hal yang sama dengan Joel.

I think it will be fine if we just making out, baby. Juju gak bakal kebangun.” bisiknya seduktif membuat wajahnya semakin memanas. Changmin menganggukkan kepalanya lirih, menyetujui ide Joel. Bibir keduanya menyatu, melumat satu sama lain dalam tempo lambat sebab tidak ingin mengganggu Juyeon yang tertidur.

Pakaian tidur berbahan satin milik Joel dirematnya saat bibirnya disesap lembut perlahan, menciptakan satu lenguhan yang terkunci di sela tautan bibir mereka. Changmin menggigit bibirnya pelan mencegah suara lenguhan maupun desahan yang akan lolos dari mulutnya saat ciuman Joel berpindah ke leher jenjangnya. Memar kemerahan yang dalam waktu beberapa jam akan membiru tercetak cukup banyak di leher dan bahunya.

“Kak Jo— stop, enough.” Changmin berbisik dengan napas yang terengah sebab kekurangan pasokan udara. Joel mengerti lalu menghentikan aktifitasnya, membubuhkan satu ciuman lembut di bibir Changmin lalu menjauhkan diri.

Keduanya lantas menaruh perhatian pada Juyeon yang ternyata masih terlelap meski dengan kedua alis bertaut merasa sedikit tidak nyaman dengan pergerakan mereka. Tawa kecil lolos dari kedua mulut mereka menyadari perilaku cukup nekat mereka tadi. “Aku bawa Juju ke kamar dulu, baru kita tidur ya.” Changmin mengangguk paham, pucuk kepalanya dikecup sebelum yang paling tua mengangkat tubuh besar Juyeon ke dalam kamar.


Changmin duduk bersandar pada kepala ranjang menunggu Joel yang sedang berada di kamar mandi. Sayup-sayup terdengar geraman serta desahan disertai pelafalan namanya membuat pipinya kembali memanas. “Kamu gak bantuin Kak Jo?” Changmin berjengit kaget mendapatkan pertanyaan tiba-tiba dari sebelah kirinya.

JUYO! Bikin kaget aja.” omelnya menepuk bahu lebar Juyekn yang ternyata terbangun dari tidurnya. “Kak Jo sendiri yang bilang aku gak usah bantuin..” cicitnya merasa malu karena suara Joel masih sayup-sayup terdengar. “Juyo.. Juyo malu gak sih dengernya.. Aku malu banget..” cicitnya lagi dengan wajah yang total memerah ditutupinya dengan bantal.

Tak ada jawaban dari lawan bicaranya membuat Changmin penasaran, ia sedikit terkagum melihat Juyeon ternyata tidak berneda jauh dengannya. Wajahnya sama memerah merona menahan malu, “Juyo.. Main bertiga mau?” Changmin kembali bercicit menyuarakan keinginannya yang sudah diselimuti birahi. Lagi, tak ada jawaban, namun ia dapat melihat bahwa kepala Juyeon mengangguk samar, menyetujui ajakannya.

Pintu kamar mandi terbuka beberapa menit kemudian, Joel keluar dari dalam sana dengan tampak yang jauh lebih segar. “Ayo tid—oh kalian kenapa?” tanyanya bingung melihat kedua pacarnya bertingkah aneh. “Kak, ayo main bertiga.” kata si tengah dengan wajah sayunya.

Hah?


♡爱, Nov 7th 2021.